INDIVIDU, KELUARGA, dan
MASYARAKAT
A. Pertumbuhan Individu
1.
Pengertian Individu
Individu
berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam
ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang
majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia
keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki
peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam
individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek
sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu
rusak maka akan merusak aspek lainnya. Apabila pola tingkah lakunya hampir
identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan.
Pengertian Individu dalam
Masyarakat adalah sebagai berikut:
Dalam
pengertian sosiologi, Individu adalah subyek yang melakukan sesuatu, subyek
yang mempunyai pikiran, subyek yang mempunyai kehendak, subyek yang mempunyai
kebebasan, subyek yang memberi arti meaning pada sesuatu, yang mampu menilai
tindakan dan hasil tindakannya sendiri. Singkatnya individu adalah subyek yang
bertindak. Sedangkan menurut Peter L. Berger mendifinisikan masyarakat sebagai
berikut: Masyarakat merupakan suatu keseluruhan komplek hubungan manusia yang
luas sifatnya.
2.
Pengertian Pertumbuhan
Walaupun
terdapatnya perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa
pertumbuhan itu adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan
lebih dewasa.Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa
pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Maksud proses asosiasi yaitu
terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh
baik dari pengalaman atau empiris luar melalui panca indera yang menimbulkan
sensations maupun pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang
menimbulkan reflexionis. Lain halnya dengan pendapat dari aliran psikologis
Gestalt tentang pertumbuhan. Menurut para ahli dan aliran ini bahwa pertumbuhan
adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah
keseluruhan, sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian
keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain.
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perumbuhan
a.) Pendirian Nativistik
Para ahli dari golongan ini menunjukkan berbagai kesempatan atau kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Misalnya seorang ayah memiliki keahlian di bidang seni lukis maka kemungkinannya besar anaknya juga menjadi pelukis.
Para ahli dari golongan ini menunjukkan berbagai kesempatan atau kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Misalnya seorang ayah memiliki keahlian di bidang seni lukis maka kemungkinannya besar anaknya juga menjadi pelukis.
b.) Pendirian
Empiristik dan Environmentalistik
Para ahli berpendapat, bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperanan sama sekali. Jadi menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan.
Para ahli berpendapat, bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperanan sama sekali. Jadi menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan.
c.) Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme
Kebanyakan para ahli mengikuti pendirian konvergensi dengan modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi yang terkenal yang sering dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Kebanyakan para ahli mengikuti pendirian konvergensi dengan modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi yang terkenal yang sering dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
d.) Tahap
Pertumbuhan Individu Berdasar Psikologi
Pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa dewasa atau masa kematangan itu melalui beberapa fase sebagai berikut :
a. Masa Vital yaitu dari 0.0 samapi kira-kira 2.0 tahun.
b. Masa Estetik dari umur kira-kira 2.0 tahun sampai kira-kira 7.0 tahun.
c. Masa Intelektual dari kira-kira umur 7.0 tahun sampai kira-kira umur 13.0 tahunatau 14.0 tahun.
d. Masa Sosial, kira-kira umur 13.0 tahun atau 14.0 tahun sampai kira-kira umur 20.0 tahun atau 21.0 tahun.
Pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa dewasa atau masa kematangan itu melalui beberapa fase sebagai berikut :
a. Masa Vital yaitu dari 0.0 samapi kira-kira 2.0 tahun.
b. Masa Estetik dari umur kira-kira 2.0 tahun sampai kira-kira 7.0 tahun.
c. Masa Intelektual dari kira-kira umur 7.0 tahun sampai kira-kira umur 13.0 tahunatau 14.0 tahun.
d. Masa Sosial, kira-kira umur 13.0 tahun atau 14.0 tahun sampai kira-kira umur 20.0 tahun atau 21.0 tahun.
B.
Fungsi Keluarga
Keluarga adalah unit/satuan
masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam
masyarakat. Keluarga biasanya terdiri dari suami, isteri dan anak-anak.
Anak-anak inilah yang nantinya berkembang dan mulai bisa melihat dan mengenal
arti diri sendiri dan kemudian belajar melalui pengenalan itu.
1.
Pengetian Fungsi Keluarga
Dalam
kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilakukan. Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut
fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang
harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
2.
Macam-Macam Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan.
b. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya terlindung dari gangguan udara, penyakit dan bahaya lainnya.
c. Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu, kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya dan kebutuhan tempat tinggal.
d. Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Fungsi Sosial
Keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat.
Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan.
b. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya terlindung dari gangguan udara, penyakit dan bahaya lainnya.
c. Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu, kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya dan kebutuhan tempat tinggal.
d. Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Fungsi Sosial
Keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat.
C.
Individu Keluarga, dan Masyarakat
1.
Pengertian Keluarga
a. Menurut Sigmund Freud keluarga itu
terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita.
b. Menurut Adler keluarga itu dibangun
berdasarkan pada hasrat atau nafsu berkuasa.
c. Menurut Durkheim keluarga adalah
lembaga sosial sebagai hasil-hasil faktor politik, ekonomi dan lingkungan.
d. Menurut Ki Hajar Dewantara keluarga
adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu
mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki.
2.
Pengertian Masyarakat
Drs.
JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (society) adalah
wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali
kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas
kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok. Menurut Prof. M. M. Dojojodiguno
tentang masyrakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam
hidup bersama antara manusia dengan manusia.
3.
Ada 2 Golongan Masyarakat, yaitu :
a. Kelompok primer Dalam kelompok
primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih
akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka,
sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
b. Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
4.
Perbedaan antara Kelompok Masyarakat
Non Industri dengan Masyarakat Industri
a.
Masyarakat Non Industri terbagi menjadi dua kelompok, yaitu :
-
Kelompok
Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota
terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih
akrab. Biasa disebut juga dengan kelompok “face to face group”, sebab
para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling
mengenal lebih dekat, lebih akrab.
-
Kelompok
sekunder
Antara anggota kelompok sekunder,
terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh sebab itu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja
antaranggota kelompok diluar atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional,
Obyektif.
b.
Masyarakat Industri
Masyarakat yang pembagian kerjanya bertambah kompleks,
suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan
antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi
sejenis, juga menjadi ciri dari bagian masyarakat industri. Otonomi sejenis
dapat diartikan dengan kepandaian khusus yang dimiliki seseorang secara
mandiri, sampai pada batas-batas tertentu. Contoh-contohnya : tukang sepeda,
tukang sandal, tukang bubur, dsb.
D. Hubungan antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat
1.
Makna Individu
Individu adalah sebutan yang menyatakan suatu kesatuan
yang paling kecil dan terbatas, bukan berarti manusia tidak terbagi melaikan
suatu kesatuan yang terbatas menjadi seorang manusia. Individu merupakan tiap
manusia memiliki kesatuan serta keterbatasan yang berbeda satu dengan yang
lainnya, batasan inilah yang membedakan setiap individu. Manusia juga mempunyai
kepribadian serta pola dan tingkah laku spesifik dari dalam diriya.
2.
Makna Keluarga
Keluarga adalah kelompok primer yang sangat
penting dalam masyarakat.keluarga adalah sebuah grup yang terbentuk dari
laki laki dan wanita. Jadi keluarga bentuk yang murni merupakan kesatuan sosial
ini mempunyai sifat sifat social yang sama.
3.
Makna Masyarakat
Makna masyarakat seperti halnyadengan
definisi sosiologi yang banyak jumlahnya kita dapati pula definisi definisi
tentang masyarakat yang tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat singkat
untuk membatasi batasan batasanmengenai persoalan atau pengertian ditinjau dari
analisa.
4.
Hubungan antara
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Hubungan
individu-masyarakat yaitu bahwa hidup bermasyarakat adalah ciptaan dan usaha
manusia sendiri. Manusia berkeluarga, ia berkelompok. Selalu membuat sesuatu
dan berbuat. Keluarga, kelompok, masyarakat dan negara tidak merupakan
kesatuan-kesatuan yang berdiri di luar. Mereka ada usaha manusia, yang terus
dipertahankan, dipelihara, ditunjang, atau apabila perlu-diubahkan atau diganti
oleh manusia. Mereka adalah bagian hidupnya. Mereka adalah bentuk perilaku yang
tergantung dari dia. Hidup bermasyarakat yang diusahakan dan diciptakan
sendiri, bertujuan untuk memungkinkan perkembangannya sebagai manusia. Sebab
tanpa masyarakat tidak ada hidup individual yang manusiawi. Jadi manusia
sekaligus membentuk dan dibentuk oleh hasil karyanya sendiri, yaitu masyarakat.
Manusia tidak bebas dalam arti bahwa ia bebas memilih antara hidup sendiri atau
hidup berbagai dengan orang lain. Ia harus hidup berbagai agar tidak hancur.
Tetapi cara dan bentuk hidup berbagai itu ditentukannya dengan bebas. Tidak ada
satu pola kebudayaan yang mutlak dan universal. Jadi ada relasi timbal balik
antara individu. Di satu pihak individu ikut membentuk dan menegakkan
masyarakat, dan ia bertanggungjawab. Di lain pihak masyarakat menghidupi
individu dan oleh karenanya bersifat mengikat bagi dia.
E.
Urbanisasi
1. Pengertian
Urbanisasi
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk
dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan urbanisasi merupakan proses
terjadinya masyarakat perkotaan. Secara umum, sebab-sebab suatu daerah memiliki
daya tarik sedemikian rupa sehingga orang pendatang semakin banyak, adalah
sebagai berikut:
1. Daerah yang termasuk
menjadi pusat pemerintahan
2. Tempat tersebut
letaknya sangat strategis untuk usaha-usaha perniagaan
3. Timbulnya industri di
daerah itu, baik industri barang ataupun jasa
2. Proses
Terjadinya Urbanisasi
Pertama,
pemerintah berkeinginan untuk sesegera mungkin meningkatkan proporsi penduduk
yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa
meningkatnya penduduk daerah perkotaan akan berkaitan erat dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi negara. Data memperlihatkan bahwa suatu negara atau daerah
dengan tingkat perekonomian yang lebih tinggi, juga memiliki tingkat urbanisasi
yang lebih tinggi, dan sebaliknya. Negara-negara industri pada umumnya memiliki
tingkat urbanisasi di atas 75 persen. Bandingkan dengan negara berkembang yang
sekarang ini. Tingkat urbanisasinya masih sekitar 35 persen sampai dengan 40
persen saja.
Kedua,
terjadinya tingkat urbanisasi yang berlebihan, atau tidak terkendali, dapat
menimbulkan berbagai permasalahan pada penduduk itu sendiri. Ukuran terkendali
atau tidaknya proses urbanisasi biasanya dikenal dengan ukuran primacy rate,
yang kurang lebih diartikan sebagai kekuatan daya tarik kota terbesar pada
suatu negara atau wilayah terhadap kota-kota di sekitarnya. Makin besar tingkat
primacy menunjukkan keadaan yang kurang baik dalam proses urbanisasi. Sayangnya
data mutahir mengenai primacy rate di Indonesia tidak tersedia., dikarenakan
faktor urbanisasi.
Source by :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar