AGAMA DAN MASYARAKAT
A. Fungsi Agama
1.
Fungsi Agama Dalam Masyarakat
Agama adalah pedoman hidup manusia. Mengantarkan manusia dengan berbuat kebaikan dan menjauhkan manusia dari hal-hal yang tidak baik. Dorongan untuk bergama, penghayatan terhadap wujud
agama serta bentuk pelaksanaanya dalam masyarakat biasa berbeda-beda, namun pada
hakekatnya sama, yaitu, bahwa semua agama merupakan jawaban terhadap kerinduan
manusia yang paling dalam yang mengatasi semua manusia.
Agama merupakan factor yang sangat penting dan sangat menentukan bagi kehidupan jutaan manusia. Agama seringkali menjadi motif dalam keputusan-keputusan politik, social ekonomi, serta pernyataan-pernyataan kebudayaan. Agama dapat mempersatukan dari berbagai suku dan bangsa di dunia ini.
Agama merupakan factor yang sangat penting dan sangat menentukan bagi kehidupan jutaan manusia. Agama seringkali menjadi motif dalam keputusan-keputusan politik, social ekonomi, serta pernyataan-pernyataan kebudayaan. Agama dapat mempersatukan dari berbagai suku dan bangsa di dunia ini.
Agama dapat
menjadi tali pengikat persaudaraan yang kekal, yang melampaui batas-batas
wilayah atau georafi. Orang-orang beragama lebih dekat satu sama lain karena
mereka mengenal seperangkat nilai-nilai dasar sebagai pedoman bagi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Agama mempunyai 2 dimensi yaitu transcendental
(ukhrowi) menyangkut hubungan manusia dengan Tuhannya dan mondial (duniawi)
menyangkut hubungan manusia dengan manusia lain dan lingkungan.
Menurut DR. Nico
Syukur Dister ditinjau dari segi psikologi agama ada 4 macam motivasi kelakuan
bergama :
1. Agama sebagai sarana untuk mengatasi frustasi.
2. Agama sebagai sarana untuk menjaga kesusilaan dan tata tertib masyarakat.
3. Agama sebagai sarana untuk memuaskan intelak yang ingin tahu.
4. Agama sebagai sarana mengatasi ketakutan.
Tinjauan ini bersifat fungsional, sedangkan dibalik itu masih ada motif lain yang lebih dalam yang tidak bisa lepas dari sifat dan kodrat manusia itu sendiri.
1. Agama sebagai sarana untuk mengatasi frustasi.
2. Agama sebagai sarana untuk menjaga kesusilaan dan tata tertib masyarakat.
3. Agama sebagai sarana untuk memuaskan intelak yang ingin tahu.
4. Agama sebagai sarana mengatasi ketakutan.
Tinjauan ini bersifat fungsional, sedangkan dibalik itu masih ada motif lain yang lebih dalam yang tidak bisa lepas dari sifat dan kodrat manusia itu sendiri.
2.
Dimensi Komitmen Agama
Dimensi komitmen agama menurut Roland
Robertson :
Dimensi keyakinan
mengandung perkiraan/harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan
teologis tertentu.
• Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
• Dimensi pengerahuan, dikaitkan dengan perkiraan.
• Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, semua agama mempunyai perkiraan tertentu.
• Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.
• Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
• Dimensi pengerahuan, dikaitkan dengan perkiraan.
• Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, semua agama mempunyai perkiraan tertentu.
• Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.
B.
Pelembagaan Agama
1.
Tiga Tipe Kaitan Agama Dengan Masyarakat
Agama memiliki
tiga (3) tipe hubungan dengan masyarakat diantaranya (menurut Elizabeth K.
Nottingham), yaitu :
• Masyarakat Pedalaman
Masyarakat pedalaman masih melakukan upacara ritual, karena dengan seperti itu mereka percaya sudah memiliki agama.
• Masyarakat Semi Industri
Di dalam masyarakat semi industri sudah lebih maju dari masyarakat pedalaman sehingga di masyarakat semi indutri sudah memegang agama sebagai kepecayaan dan sebagai pedoman dalam melakukan segala hal seperti berdagang.
• Masyarakat Industri Sekunder (Modern)
Masyarakat industri sekunder sekarang ini sudah seperti menomor dua-kan 'agama' karena sekarang sudah mulai banyak bermunculannya teknologi yang lebih canggih yang dapat mempermudah menolong kegiatan manusia.
• Masyarakat Pedalaman
Masyarakat pedalaman masih melakukan upacara ritual, karena dengan seperti itu mereka percaya sudah memiliki agama.
• Masyarakat Semi Industri
Di dalam masyarakat semi industri sudah lebih maju dari masyarakat pedalaman sehingga di masyarakat semi indutri sudah memegang agama sebagai kepecayaan dan sebagai pedoman dalam melakukan segala hal seperti berdagang.
• Masyarakat Industri Sekunder (Modern)
Masyarakat industri sekunder sekarang ini sudah seperti menomor dua-kan 'agama' karena sekarang sudah mulai banyak bermunculannya teknologi yang lebih canggih yang dapat mempermudah menolong kegiatan manusia.
2.
Tentang Pelembagaan Agama
Ada 3 tipe kaitan agama dengan masyarakat,
diantaranya :
1. Masyarakat dan nilai-nilai sakral.
2. Masyarakat-masyarakat pra industri yang sedang berkembang.
3. Masyarakat-masyarakat industri sekuler.
1. Masyarakat dan nilai-nilai sakral.
2. Masyarakat-masyarakat pra industri yang sedang berkembang.
3. Masyarakat-masyarakat industri sekuler.
Pengertian
pelembagaan agama itu sendiri ialah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan
bentuknya serta fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan
pengaruh-pengaruh kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari.
C.
Agama, Konflik, dan Masyarakat
1.
Contoh Tentang Kaitan dan Konflik Yang Ada
Dalam Agama dan Masyarakat
Di Indonesia
sendiri konflik agama baik yang bersifat murni maupun yang ditumpangi oleh
aspek budaya, politik, ideologi dan kepentingan golongan banyak mewarnai
perjalanan sejarah Indonesia.
Bahkan diera
reformasi dan paska reformasi, agama telah menunjukkan peran dan fungsinya yang
nyata. Baik kekuatan yang konstuktif maupun kekuatan yang destruktif. Sesudah
gerakan reformasi, suatu keyakinan ketuhanan atau keagamaan banyak dituduh telah
menyebabkan konflik kekerasan dinegeri ini. Selama 4 tahun belakangan, ribuan
anak bangsa mati tanpa tahu untuk apa. Ribuan manusia terusir dari kampung
halamannya, tempat mereka dilahirkan. Ribuan anak-anak lainnya pun menjadi
piatu, kehilangan sanak keluarganya dan orang-orang yang dikasih.
SOURCE : https://abiand.wordpress.com/tugas/9-agama-dan-masyarakat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar