ILMU
BUDAYA DASAR
2.
Manusia
dan Kebudayaan
A.
Manusia
Dalam ilmu eksakta, manusia dipandng
sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan
sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari
berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan
dari energi (ilmu fisika), manusia merupakan makhluk biologisyang tergolong
dalam golongan makhluk mamalia (biologi).
Dalam
ilmu-ilmu sosial manusia merupakanmakhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau
selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu
ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri
(sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik) makhluk
yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan
acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia:
1) Manusia terdiri dari empat unsur terkait, yaitu:
a. Jasad,
b. Hayat.
c. Ruh,
d. Nafs.
2) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a. Id, merupakan libido murni,atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingsual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
1) Manusia terdiri dari empat unsur terkait, yaitu:
a. Jasad,
b. Hayat.
c. Ruh,
d. Nafs.
2) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a. Id, merupakan libido murni,atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingsual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
B. Hakekat Manusia
a)
Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat
menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b) Individu yang memiliki sifat
rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c) Individu yang dapat mengarahkan
dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu
menentukan nasibnya.
d) Makhluk yang dalam proses menjadi
berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e) Individu yang dalam hidupnya
selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
f) Suatu keberadaan yang berpotensi
yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
g) Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah
makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h) Individu yang sangat dipengaruhi
oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang
sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain:
1. Punya masa
menopause
Berbeda dengan sebagian besar binatang yang akan terus bereproduksi hingga akhir hayatnya, manusia khususnya wanita hanya akan bereproduksi sampai tiba pada suatu masa yang disebut menopause.
2. Melewati masa kecil lebih lama
Dibandingkan primata maupun binatang yang lain, manusia menghabiskan waktu yang lebih lama untuk tinggal bersama dan mengasuh keturunannnya. Beberapa ahli menduga hal ini dipicu oleh ukuran otak manusia yang lebih besar, sehingga butuh waktu lebih lama untuk berkembang dengan sempurna.
3. Wajah memerah saat tersipu
Dari semua bentuk ekspresi, wajah yang memerah saat tersipu malu adalah yang paling unik dan hanya terjadi pada manusia. Tidak diketahui pasti bagaimana hal ini terjadi, namun hal ini dinilai telah banyak membantu manusia untuk bersikap jujur.
4. Bisa menciptakan api
Kemampuan manusia untuk membuat api adalah bekal penting dalam memenangkan seleksi alam. Ancaman predator nokturnal yang mengintai ketika hari mulai gelap menjadi mudah bagi manusia untuk ditanggulangi.
5. Mengenal pakaian
Tidak seperti kera yang tubuhnya tertutup bulu (rambut), secara alami manusia tidak punya pelindung terhadap perubahan suhu di permukaan kulitnya. Namun dengan kecerdasan yang dimiliki, manusia bisa membuat pakaian yang menggantikan fungsi bulu pada beberapa jenis binatang.
6. Berbicara
Sejak kurang lebih 35.000 tahun yang lalu, manusia memiliki tenggorokan yang posisinya lebih rendah dibandingkan pada simpanse. Ditunjang dengan tulang hyoid berbentuk tapal kuda yang terletak di bawah lidah, manusia mampu mengontrol suara yang dihasilkan sehingga bisa berbicara.
7. Jemari tangan yang fleksibel
Manusia adalah satu-satunya spesies yang bisa memutar jempol tangannya ke berbagai arah hinggga 360 derajat. Jari-jari yang lain juga lebih fleksibel dibandingkan primata, sehingga manusia menjadi spesies paling terampil dalam memanfaatkan peralatan.
Berbeda dengan sebagian besar binatang yang akan terus bereproduksi hingga akhir hayatnya, manusia khususnya wanita hanya akan bereproduksi sampai tiba pada suatu masa yang disebut menopause.
2. Melewati masa kecil lebih lama
Dibandingkan primata maupun binatang yang lain, manusia menghabiskan waktu yang lebih lama untuk tinggal bersama dan mengasuh keturunannnya. Beberapa ahli menduga hal ini dipicu oleh ukuran otak manusia yang lebih besar, sehingga butuh waktu lebih lama untuk berkembang dengan sempurna.
3. Wajah memerah saat tersipu
Dari semua bentuk ekspresi, wajah yang memerah saat tersipu malu adalah yang paling unik dan hanya terjadi pada manusia. Tidak diketahui pasti bagaimana hal ini terjadi, namun hal ini dinilai telah banyak membantu manusia untuk bersikap jujur.
4. Bisa menciptakan api
Kemampuan manusia untuk membuat api adalah bekal penting dalam memenangkan seleksi alam. Ancaman predator nokturnal yang mengintai ketika hari mulai gelap menjadi mudah bagi manusia untuk ditanggulangi.
5. Mengenal pakaian
Tidak seperti kera yang tubuhnya tertutup bulu (rambut), secara alami manusia tidak punya pelindung terhadap perubahan suhu di permukaan kulitnya. Namun dengan kecerdasan yang dimiliki, manusia bisa membuat pakaian yang menggantikan fungsi bulu pada beberapa jenis binatang.
6. Berbicara
Sejak kurang lebih 35.000 tahun yang lalu, manusia memiliki tenggorokan yang posisinya lebih rendah dibandingkan pada simpanse. Ditunjang dengan tulang hyoid berbentuk tapal kuda yang terletak di bawah lidah, manusia mampu mengontrol suara yang dihasilkan sehingga bisa berbicara.
7. Jemari tangan yang fleksibel
Manusia adalah satu-satunya spesies yang bisa memutar jempol tangannya ke berbagai arah hinggga 360 derajat. Jari-jari yang lain juga lebih fleksibel dibandingkan primata, sehingga manusia menjadi spesies paling terampil dalam memanfaatkan peralatan.
C. Kepribadian Bangsa Timur
Francis L.K Hsu,
sarjana Amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam dalam dirinya
keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan
kesusastraan cina klasik.
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat Barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting. Biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampaui banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri.
Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang terkandung dlam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar dan pribadi. Nomor 7 dan nomor D disebut daerah tak sadar dan sub sadar.
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat Barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting. Biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampaui banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri.
Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang terkandung dlam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar dan pribadi. Nomor 7 dan nomor D disebut daerah tak sadar dan sub sadar.
Kedua lingkaran
itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan
pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam. Nomor 5 disebut kesadaran
yang tak dinyatakan (unexpressed conscious). Lingkaran it terdiri dari
pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang
bersangkutan,tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak
dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya.
Hal itu disebabkan ada kemungkinan,
bahwa :
a) Ia takut salah dan takut dimarahi
orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya maksud jahat.
b) Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa walaupun diberi respons, respons itu sebenarnya tak diberikkan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
c) Ia malu karena taku ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
d) Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.
b) Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa walaupun diberi respons, respons itu sebenarnya tak diberikkan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
c) Ia malu karena taku ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
d) Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.
Nomor 4 disebut
kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa
manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang
dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya. Nomor 3
disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang,
binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara
mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat
mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar
oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
Nomor 2 disebut
lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra,
melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda
itu bagi dirinya.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.
D.
Kebudayaan
Melville
J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism
berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukkan adanya
oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Herkovis memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi
ke generasi hidup terus. Dalam sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan
sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari.
Kebudayaan
dari bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal.
Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah
tanah. Jadi secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan
oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat
tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat
melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya.”. E.B.Tylor
(1871) mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
kemampuan-kemampuan sebagai anggota masyarakat. Selo Sumarjan dan Soelaeman
Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.
Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.
Tokoh-tokoh
Kebudayaan:
1.
Bung Karno
2.
Gus Dur
3.
Emha Ainun Najib
4.
Kang Sobari
5.
Soejiwo Tejo
6.
Butet Kertarajasa
E.
Unsur-unsur Kebudayaan
Melville J.
Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan menmpunyai empat unsur,
yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik.
Sedangkan Broinslaw Malinowski mengatakan unsur-unsur itu terdiri dari sistem
norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan,
dan organisasi kekuatan.
C.Kluckhohn
dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan ada tujuh
kebudayaan universal,yaitu :
1. Sistem Religi
(sistem kepercayaan)
2. Sistem
Organisasi Kemasyarakatan
3. Sistem
Pengetahuan
4. Sistem mata
pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
5. Sistem
Teknologi dan Peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian.
F.
Wujud Kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan
mempunyai tiga wujud, yaitu:
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran
manusia.
2. Kompleks aktivitas.
3. Wujud sebagai benda.
G.
Orientasi Nilai Budaya
Menurut
C.Kluckhohn dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) sistem nilai
budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima
masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1. Hakekat hidup manusia (MH)
2. Hakekat karya manusia (MK)
3. Hakekat waktu manusia (WM)
4. Hakekat alam manusia (MA)
5. Hakekat hubungan manusia (MN)
H.
Perubahan Kebudayaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
diterima/ tidaknya suatu unsur kebudayaan baru:
1. Terbiasanya masyarakat tersebut
mempunyai hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar
masyarakat tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat
yang terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam
kebudayaannya, cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka
terhadap unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing
lebih-lebih lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide
bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang
datang dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari
kebudayaan yang datang dari luar.
2. Kalau pandangan hidup dan
nilai-nilai yang dominan dalam kebudayaan tersebut ditentukan oleh nilai-nilai
yang bersumber pada ajaran agama; dan ajaran ini terjalin erat dalam
keseluruhan pranata yang ada dalam masyarakat tersebut; maka penerimaan
unsur-unsur kebudayaan yang baru atau asing selalu mengalami kelambatan karena
harus di sensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama
yang berlaku. Dengan demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima
jika unsur kebudayaan yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama
yang berlaku, dan karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
3. Corak struktur sosial suatu
masyarakat turut menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu
struktur sosial yang didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat
menerima suatu unsur kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi
secara langsung atau tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai
sesuatu yang menguntungkan mereka.
4. Suatu unsur kebudayaan baru
dengan lebih mudah diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada
unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan
yang baru tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat
pengangkut dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di
daerah pedesaan di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.
5. Sebuah unsur baru yang mempunyai
skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya
oleh warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur
kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan
kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh
warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah
merupakan benda yang biasa dipunyai
Terjadinya
gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam
masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam
dan fisik tempat mereka hidup.
I.
Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Hubungan manusia & kebudayaan:
Manusia dan
kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia
di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai
segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh
keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo
economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
(politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.
Contoh
hubungan antara manusia dengan kebudayaan:
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan.
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan.
Pada saat
awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka
manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang
dari kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat
adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam
terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan
kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan
keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak
dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan.
Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan
waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
Pengertian
Dialektis:
Dialektika
disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke
hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua
posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang
lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis,
antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal
tersebut. Antitesis yakni lawan atau oposisinya.
Sedangkan
Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam
sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis.
Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut
disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam
tesis dan antitesis masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini
disebut sebagai aufgehoben.
Dialektika
sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi dunia
adalah sama dengan isi kesadaran. Seluruh dunia itu diturunkan dari suatu asas
yang tertinggi dengan cara sebagai berikut: ”Aku” meng-ia-kan dirinya (tesis),
yang mengakibatkan adanya ”non-Aku” yang menghadapi ”Aku”. ”non Aku” inilah
antitesis. Kemudian sintesisnya adalah keduanya tidak lagi saling mengucilkan,
artinya: kebenaran keduanya itu dibatasi, atau berlakunya keduanya itu
dibatasi. ”Aku” menempatkan ”non-Aku yang dapat dibagi-bagi” berhadapan dengan
”Aku yang dapat dibagi-bagi”.
Dialektika
juga dimaksudkan sebagai cara berpikir untuk memperoleh penyatuan (sintesis)
dari dua hal yang saling bertentangan (tesis versus antitesis). Dengan
term aufgehoben, konsep ”ada” (tesis) dan konsep ”tidak ada” (antitesis)
mendapatkan bentuk penyatuannya dalam konsep ”menjadi” (sintesis). Di dalam
konsep ”menjadi”, terdapat konsep ”ada” dan ”tidak ada” sehingga konsep ”ada”
atau ”tidak ada” dinyatakan batal atau ditiadakan.
3
Tahap proses dialektis:
1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia
mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini
masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat
menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan
berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata
sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat
disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali
masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia
menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar