Manusia Dan Keadilan
A. Keadilan
Keadilan adalah
hal-hal yang berkenaan pada sikap dan tindakan dalam hubungan antar
manusia yang berisi sebuah tuntutan agar sesamanya dapat memperlakukan
sesuai hak dan kewajibannya.
Keadilan dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang tidak
berdasarkan kesewenang-wenangan. Keadilan juga dapat diartikan sebagai
suatu tindakan yang didasarkan norma-norma, baik norma agama maupun
hukum. Keadilan ditunjukkan melalui sikap dan perbuatan yang tidak berat
sebelah dan memberi sesuatu kepada orang lain yang menjadi haknya.
Untuk
membina dan menegakkan keadilan kita sebaiknya mengetahui berbagai
aturan yang tercermin dalam berbagai teori. Ada tiga orang filsuf
terkenal yang mengemukakan teorinya mengenai keadilan tersebut. Ketiga
filsuf itu adalah Aristoteles, Plato dan Thomas Hobbes.
Teori keadilan menurut Aristoteles Dalam
teorinya, Aristoteles mengemukakan lima jenis perbuatan yang dapat
digolongkan adil. Kelima jenis keadilan yang dikemukakan Aristoteles
adalah sebagai berikut:
a.
Keadilan komutatif. Keadilan secara komutatif adalah perlakuan terhadap
seseorang dengan tidak melihat jasa-jasa yang dilakukannya.
b.
Keadilan distributif. Keadilan distributif adalah perlakuan terhadap
seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang telah dilakukannya.
c. Keadilan kodrat alam. Keadilan kodrat alam adalah memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan orang lain kepada kita.
d.
Keadilan konvensional. Keadilan secara konvensional adalah keadilan
apabila seorang warga negara telah menaati segala peraturan
perundang-undangan yang telah diwajibkan.
e.
Keadilan menurut teori perbaikan. Perbuatan adil menurut teori
perbaikan apabila seseorang telah berusaha memulihkan nama baik orang
lain yang telah tercemar.
Teori keadilan menurut Plato
Dalam teorinya, plato mengemukakan dua jenis keadilan. Kedua jenis keadilan itu adalah:
a.
Keadilan moral. Suatu perbuatan dapat dikatakan adil secara moral
apabila telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan
kewajibannya.b. Keadilan prosedural. Suatu perbuatan dikatakan adil secara prosedural apabila seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah diharapkan.
Teori keadilan menurut Thomas Hobbes Suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati.Mengenai teori keadilan ini, Notonegoro menambahkan keadilan legalitas atau keadilan hukum, yaitu suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai ketentuan hukum yang berlaku.2) Sikap adil terhaclap sesama. rnenjaaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.3) sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan4) sikap suka bekerja keras5) sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahleraan bersama2) Sikap adil terhaclap sesama. rnenjaaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.3) sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.4) sikap suka bekerja keras.5) sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahleraan bersama.apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan haruis sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir malalui kata-kata atau perbuatan.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah. tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Orang seperti itu biasanya tidak senang bila ada yang melebihi kekayaannya. Padahal agama apapun tidak membenarkan orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, lebih lagi mengumpulkan harta dengan jalan curang. Hal semacam itu dalam istilah agama tidak diridhoi Tuhan.
Pembalasan juga bisa disebut sebagai hukuman ataupun anugrah, pembalasan diartikan sebagai hukuman ketika seseorang mendapatkan kejadian buruk setelah berbuat kejahatan kepada orang lain dan sebaliknya, pembalasan diartikan sebagai anugrah ketika seseorang mendapatkan keuntungan setelah orang tersebut berbuat baik kepada orang lain.
Pembalasan bisa datang dari sesama manusia ataupun dari Allah swt. Banyak cara untuk membuat hamba-Nya jera ataupun bahagia, karena rejeki atau musibah datang dari arah yang tidak pernah kita duga.
menurut
W.J.S. Poerdaminto; keadilan berarti tidak berat sebelah, sepatutunya,
tidak sewenang-wenang. Jadi, dalam pengertian adil termasuk di dalamnya
tidak terdapat kesewenang-wenangan. Orang yang bertindak sewenang-wenang
berarti bertindak tidak adil.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI); keadilan berarti (sifat perbuatan,
perlakuan) yang adil. Keadilan berarti perilaku atau perbuatan yang
dalam pelaksanaannya memberikan kepada pihak lain sesuatu yang
semestinya harus diterima oleh pihak lain.
Menurut
Frans Magnis Suseno dalam bukunya Etika Politik menyatakan bahwa
keadilan sebagai suatu keadaan di mana orang dalam situasi yang sama
diperlakukan secara sama.
*contoh keadilan dalam konteks umum :
1. Seorang
pemimpin perusahaan memberikan gaji lebih banyak kepada karyawan yang
rajin bekerja dan memiliki profesionalitas yang tinggi.
2. Seorang
pemimpin perusahaan memilih si A sebagai seorang manajer keuangan
karena dianggap mampu mengelola keuangan,sementara memilih si B sebagai
public relation karena dianggap memiliki kecakapan dalam berkomunikasi
dan bersosialisasi.
3. Seorang ibu memberikan hadiah yang sama kepada anak-anaknya tanpa memandang apa yang telah dilakukan anak-anaknya pada sang ibu.
Itulah berikut pembahasan tentang keadilan secara umum
B. Keadilan Sosial
Dalam pancasila yang berhubungan dengan keadilan adalah sila ke 5 yg berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .Selanjutnya
diuraikan bahwa para pemimpin Indonesia yang menyusun UUD 45 percaya
bahwa cita-cita keadilan social dalam bidang ekonomi adalah dapat
mencapai kemakmuran yang merata.
* 5 wujud keadilan sosial yang diperinci dalam perbuatan :
1) perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
* 8 jalur pemerataan yang merupakan asas keadilan sosial- 8 jalur pemerataan yang merupakan asas keadilan sosial :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak (sandang , pangan , papan ).
2. Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan .
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan kesemptan kerja.
5. Pemeratan kesempatan berusaha.
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan .
7. Pemerataan penyebaran di seluruh tanah air .
8. Pemeratan kesempatan memperoleh keadilan.
c. kejujuran
Secara etimologi, jujur merupakan lawan kata dusta. Dalam bahasa Arab diungkapkan dengan "Ash-Shidqu" sedangkan "Ash-Shiddiq" adalah orang yang selalu bersikap jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan. Kejujuran
adalah akhlak terpuji. Seseorang dikatakan jujur apabila dia menyatakan
kebenaran sesuai dengan fakta yang ada tanpa menambah dan
menguranginya. Jujur harus menjadi akhlak dalam perkataan dan tindakan,
termasuk isyarat tangan dan menggelengkan kepala. Terkadang diam pun
bisa termasuk bagian dari ungkapan kejujuran.
Jadi jujur dalam arti umum keselarasan
antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita
sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar/jujur, tetapi kalau
tidak, maka dikatakan dusta. Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada
pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan,
tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya. Seorang yang berbuat riya’
tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia telah
menampakkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyikan (di
dalam batinnya).
d. Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur,
dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu
kecurangan sebagai lawan jujur.
Curang
atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati
nuraninya. Atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang
dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha? Sudah
tentu keuntungan itu diperoleh dengan tidak wajar. Yang dimaksud dengan
keuntungan di sini adalah keuntungan, yang berupa materi. Mereka yang
berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau keenakan,
meskipun orang lain menderita karenanya.
e. Perhitungan (HISAB) dan pembalasan
Pengertian
hisab disini adalah, peristiwa Allah menampakkan kepada manusia amalan
mereka di dunia dan menetapkannya atau Allah mengingatkan dan
memberitahukan kepada manusia tentang amalan kebaikan dan keburukan yang
telah mereka lakukan.
Pembalasan adalah sebuah perilaku yang ditujukan untuk mengembalikan
perbuatan sesorang. Ada pembalasan dalam hal kebaikan dan ada pembalasan
yang bersifat buruk.
PENYEBAB PEMBALASAN
1. Karena melakukan perbuatan yang dilarang dalam hukum ataupun agama.
2. Karena ada suatu aksi atau perbuatan yang menyebabkan orang ingin merespon aksi tersebut.
3. Karena sebagai ucapan terimakasih (pembalasan atas perbuatan positif)
f. PEMULIHAN NAMA BAlK
Nama
baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang
tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap
baik. Lebih-lebih jika Ia menjadi teladan bagi orang/tetangga
disekitamya adalah suatu kebanggaan batin yang tak temilai harganya.
Ada
peribahasa berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang”
artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama
baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu
berpesan kepada anak-anaknya “jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut
“nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik”. Ada pula pesan orang
tua “jangan membuat malu” pesan itu juga berarti menjaga nama baik.
Orang tua yang menghadapi anaknya yang sudah dewasa sering kali berpesan
“laksanakan apa yang kamu anggap baik, dan jangan kau laksanakan apa
yang kau anggap tidak baik!”. Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik
berarti pula menjaga nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga
nama baik keluarga.Penjagaan
nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau
boleh dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau
perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu,
antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pnbadi,
cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan
lain sebagainya.
Source by : http://sachikapanda.blogspot.com/2015/04/ilmu-budaya-dasar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar